

Mengapa Audiens Suka Menginterupsi?
Dalam dunia berbicara di depan umum, interupsi bisa menjadi tantangan yang cukup menguras energi. Ada audiens yang memang kritis, ingin tahu lebih banyak, atau sekadar ingin menunjukkan eksistensinya. Apapun alasannya, jika tidak ditangani dengan baik, interupsi bisa mengacaukan ritme pembicaraan dan mengurangi efektivitas penyampaian pesan.
Jadi, bagaimana cara menghadapi audiens yang suka menyela tanpa kehilangan kendali? Yuk, kita bahas strategi terbaiknya!
1. Tetap Tenang dan Kendalikan Situasi
Ketika sedang berbicara dan tiba-tiba ada yang menyela, hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang. Jangan langsung terpancing emosi atau terlihat terganggu. Dalam berbicara di depan umum, kontrol diri sangat penting. Jika pembicara tetap kalem, audiens lain pun akan lebih menghargai.
Sebaliknya, jika kita menunjukkan ketidaksabaran atau kemarahan, audiens bisa kehilangan fokus dan suasana akan semakin tidak kondusif. Jadi, tarik napas, beri senyuman ringan, lalu tanggapi dengan tenang.
2. Tetapkan Aturan di Awal
Sebelum mulai berbicara, beri tahu audiens bahwa akan ada sesi tanya jawab di akhir presentasi. Ini adalah cara elegan untuk mengurangi interupsi selama sesi public speaking berlangsung.
Contohnya, kamu bisa bilang:
"Saya akan menyampaikan materi ini selama 30 menit, dan setelah itu kita akan masuk ke sesi diskusi. Jadi, jika ada pertanyaan, silakan simpan dulu sampai sesi tanya jawab nanti."
Dengan cara ini, audiens yang ingin bertanya akan lebih bersabar menunggu momen yang tepat.
3. Gunakan Bahasa Tubuh yang Tegas
Dalam public speaking, bahasa tubuh berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Jika ada yang menyela, gunakan kontak mata yang tegas dan bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa kamu tetap mengendalikan situasi.
Misalnya, jika seseorang tiba-tiba berbicara di tengah presentasi, kamu bisa memberi isyarat dengan tangan untuk menahan sebentar sambil berkata, “Saya akan menjawab itu nanti setelah bagian ini selesai, ya.”
Hal ini memberikan sinyal bahwa kamu bukan hanya sekadar berbicara, tetapi juga mengatur jalannya diskusi dengan bijak.
4. Jangan Abaikan, Tapi Kelola
Beberapa pembicara cenderung langsung mengabaikan interupsi, tetapi dalam public speaking, cara terbaik adalah mengelola, bukan menghindari.
Jika pertanyaannya memang relevan dengan pembahasan, kamu bisa merespons singkat dan menjanjikan jawaban lebih lanjut di akhir sesi. Namun, jika pertanyaannya tidak relevan atau terlalu mengganggu, jangan ragu untuk mengarahkan kembali fokus audiens ke materi utama.
Misalnya:
"Pertanyaan yang bagus! Tapi, saya akan membahasnya lebih detail di bagian berikutnya. Jadi, tetap ikuti terus, ya!"
Dengan begini, audiens tetap merasa dihargai tanpa mengacaukan alur public speaking.
5. Buat Audiens Sibuk dengan Interaksi
Salah satu alasan orang suka menyela adalah karena mereka ingin merasa terlibat. Jadi, sebelum mereka sempat menginterupsi, ajak mereka untuk aktif dengan cara lain.
Misalnya, ajukan pertanyaan retoris atau minta mereka memberikan pendapat dengan angkat tangan. Ini akan mengalihkan energi mereka dari menyela menjadi berpartisipasi secara lebih positif dalam berbicara di depan umum.
Contohnya:
"Siapa di sini yang pernah mengalami situasi sulit saat berbicara di depan umum? Angkat tangan, yuk!"
Dengan begitu, mereka akan lebih fokus untuk menunggu giliran berbicara daripada menyela.
6. Latihan dan Evaluasi
Seperti keterampilan lainnya, mengelola audiens dalam public speaking juga butuh latihan. Setiap kali berbicara di depan umum, evaluasi bagaimana cara menangani interupsi dan cari cara yang lebih baik untuk meningkatkan kemampuan ini.
Jika ingin lebih mahir dalam menghadapi berbagai tantangan dalam public speaking, termasuk mengelola audiens yang suka menyela, kunjungi ganeshapublicspeaking.com untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan produktivitas kerja kamu!