Kisah dan pengalaman pribadi ternyata bisa menjadi amunisi ketika akan presentasi.
Kabar baiknya, setiap orang pasti mempunyai stok cerita yang menarik.
Gak bisa bilang tidak lagi!
Apa pun kisahnya, setiap cerita itu akan selalu dinanti.
Tinggal selanjutnya Anda cari cerita yang berhubungan dengan presentasi yang akan disampaikan.
Setelahnya, tinggal Anda rangkai ceritanya layaknya sebuah film yang akan ditonton banyak orang.
Misalnya, Anda ingin menceritakan tentang kegagalan menembus perguruan tinggi negeri.
Cerita 1
"Ketika akan memasuki bangku kuliah, saya merasa kesulitan dan gagal mendapatkan PTN favorit, padahal 10 tes sudah saya jalani".
- Cerita diatas sudah menarik. Tapi masih belum menunjukan greget sedih dan kesalnya.
Bandingkan dengan contoh yang kedua.
Cerita 2
"Fase memasuki dunia kuliah adalah yang paling menyedihkan. Untuk kali pertama dalam hidup, saya merasa marah kepada diri sendiri dan Allah, hanya karena gagal masuk PTN, padahal 10 tes sudah saya jalani".
- Terasa bedanya?
Kedua ceritanya sama, tidak ada yang dilebihkan, tidak ada cerita bohong.
PR-nya memang menyusun cerita agar konfliknya terasa bagi audiens.
Mari kita ulas jika Anda ingin menggunakan cerita saat presentasi.
1. Kumpulkan kisah pribadi
2. Cari cerita yang sesuai dengan presentasi
3. Buat alur cerita yang menyentuh dan nampol bagi audiens.
Selamat mencoba guys.
Ditulis oleh:
Fauzi Noerwenda
Trainer @ganeshapublicspeaking
Author of @streetsmartmasterofceremony
Dapatkan informasi jadwal pelatihan public speaking melalui website:
http://ganeshapublicspeaking.com/schedules/
Subscribe YouTube Ganesha Public Speaking untuk mendapatkan tips public speaking
https://www.youtube.com/user/GPSSBandung